Nama : Diah Ayu Lestari
NPM : 11110946
Kelas : 3KA24
Nama Dosen : Sri Sulistiyoningsih
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2
Lihatlah ekspresi marah tersebut, jelek sekali bukan ?
Iya, begitulah tampaknya kita
jika sedang marah, jelek.
Saya mengenal pribadi seseorang
yang jika marah, ia suka mengucapkan kata-kata kasar, membanting sesuatu, terus
menerus berbicara memaki seakan tak lelah memaki. Padahal menurut saya itu
adalah aktivitas yang menguras tenaga, menjadikan akhlak kita buruk, menyakiti
hati orang lain, dikuasai syaitan, dan sudah pasti berdosa. Semoga orang
tersebut bisa sadar dan berubah menjadi lebih baik. Insya Allah.. Aamiin..
Dalam menghadapi orang seperti
ini, saya lebih memilih untuk diam, mengalah, tidak peduli atau bahkan
menangis. Sekalipun saya dalam posisi tidak bersalah, saya akan diam saja tidak
membela diri, karena percuma saja, orang seperti ini tak akan mau menerima
penjelasan dan selalu merasa benar. Apa saya kalah? Ooh.. tentu tidak.
Saya menang, karena saya dapat mengalahkan amarah saya. Bukan sifat seorang
muslim, marah-marah apalagi sampai lebih dari tiga hari. Astagfirullah..
Cara saya marah adalah diam,
tidak ingin berkomunikasi sejenak, lalu dalam fikiran saya menganalisa "kenapa
harus marah? dia orang yang baik. dia punya kekurangan, saya juga, jadi maklumi
saja.". Lalu semua kembali seperti sedia
kala. Karena menurut saya, marah itu sama saja mengurangi waktu untuk
berbahagia dengan orang tersebut, terlebih jika orang tersebut adalah
orang-orang yang saya kasihi, saya lebih tak ingin berlama-lama merajuk.
Kadang juga saya marah hanya
untuk menunjukkan bahwa saya tak suka diperlakukan seperti itu. Hanya ingin
mengedukasi orang tersebut, jika yang dilakukannya adalah buruk. Dan jika dia
telah dapat mengambil pelajaran, maka saya akan menerimanya seperti sedia kala
dengan tangan terbuka. Namun kata maaf bukanlah kebiasaan, jika terlalu sering
terucap, siapa pun akan berkurang rasa simpatik dan kepercayaannya.
Meminta maaflah dengan santun
dan lebih dahulu, besarkanlah hati untuk menerima permintaan maaf dari orang
lain, dan peganglah kepercayaan dari pemaafaan tersebut, jangan diulangi lagi.
“Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, maka sesungguhnya hal demikian itu termasuk keteguhan yang kuat”.
(QS. As Syura’:43)
“Ketahuilah bahwa hanya dengan mengingat Allah maka hati tentram”.
(QS.Ar Ra’ad:28)
“Apabila salah seorang diantara kalian marah maka hendaklah dia diam”.
(HR. Imam Ahmad)
Terimakasih
atas kesediaannya untuk membaca cerita saya.
Semoga
Bermanfaat.
"Tips hidup bahagia: lambatlah marah, cepatlah memaafkan."
- Mario Teguh -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar