The falling leaf doesn’t hate the wind, sebuah kalimat anonymous yang
dipopulerkan dalam film Jepang Zatoichi, telah menjadi inspirasi atas lahirnya
judul novel karangan Tere-Liye. Novel ini diterbitkan pertama kali oleh
Gramedia Pustaka Utama pada bulan Juni 2010.
“Daun
yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja.
Tak melawan, mengikhlaskan semuanya.
Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus.
Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana.”
Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus.
Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana.”
-
Tere Liye, Daun yang jatuh, tak pernah membenci angin-
Hati
itu sejatinya seperti sebuah wadah. Jika hatimu lapang seperti lautan, maka
satu bejana 'tinta' tak akan mampu mengeruhkan hatimu. Namun, jika hatimu hanya
seluas kolam, maka satu bejana 'tinta' pasti akan mengeruhkan hatimu.
Kebaikan
pada kenyataannya seperti menanam padi. Saat menanam padi, akan ada saja 'rumput
liar' yang ikut tumbuh. Namun, saat menanam 'rumput liar', tak mungkin akan
tumbuh padi.
Seperti
itulah kebaikan. Akan ada saja cobaan yang menerpa. Itulah hidup di dunia.
Cobaan itu untuk meninggikan derajat, jika mau mengambil hikmah dan menjadi
lebih baik. Namun, cobaan hanya akan menenggelamkan dalam dosa, jika tidak
mengambil hikmah dan berusaha menjadi lebih baik.
Namun,
jangan pernah berputus asa. Kebaikan akan selalu Allah balas dengan kebaikan.
Karena jika berharap kepada manusia, kita pasti akan kecewa. Berharaplah hanya
kepada Allah, Allah lah harapan, Allah lah cahaya, Allah lah cinta itu sendiri.
Karena sejatinya, tak ada manusia yang dapat dipercaya sepenuhnya, kecuali
Rasulullah. Karena Beliau berkata & bertindak berdasarkan wahyu Allah.
Tapi
jangan pernah menanam keburukan, karena cepat atau lambat, keburukan akan
menghancurkan diri dan orang lain. Dan jangan pernah berbohong, karena
berbohong adalah awal semua keburukan. Karena pasti untuk berlaku buruk,
seseorang haruslah berbohong.
Jangan
pernah membenci angin yang menerbangkanmu dari tangkai daunmu.
Karena
dimana pun daun terjatuh, ia dapat menjadi pupuk.
Jadilah
pupuk untuk kehidupanmu selanjutnya.
Menumbuhkan
daun-daun baru yang indah.
Memberikan
manfaat, dan menjadi dirimu yang baru.
Menjadi
pohon yang baru.
-Diah-
Seperti Lilin yang tak pernah membenci api
BalasHapusseperti hujan yang tak pernah membenci awan.
BalasHapus