Nama : Diah Ayu Lestari
NPM : 11110946
Kelas : 3KA24
Nama Dosen : Sri Sulistiyoningsih
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2
Hayoo, kira-kira saya akan bercerita apa kali ini, dengan judul dan gambar seperti diatas ?
Cerita ini
terjadi pada saat saya masih duduk di kelas 2 SMP. Kala itu setelah istirahat,
ada gelas plastik kecil berisi sampah di dekat tempat duduk saya, saya berniat
untuk membuang sampah tersebut. Entah bagaimana caranya saya memegang, lidi
tajam untuk alat makan cimol (jajanan sekolah) itu, bisa-bisanya tertancap di
tangan saya sebelah kanan, tepatnya di jari telunjuk. Tak hanya tertancap,
tetapi tembus sampai ke bagian depan tangan saya, weleh weleh.. pecicilan
sekali ya, kok bisa gitu hal tersebut terjadi.
Awalnya saya tak
sadar lidi tersebut tertancap, tetapi kok sampah ini tak mau lepas dari tangan
saya, sudah saya kibas-kibaskan agar terlepas tetapi tak lepas juga. Akhirnya
saya lihat detail tangan saya, Masya Allah.. pantas saja tak bisa dilepas, lidi
tersebut menembus kulit saya. Tanpa pikiran atau rasa takut sedikitpun, saya langsung
menarik lidi tersebut pelan-pelan, saya bisa merasakan gesekan lidi tersebut di
dalam kulit saya, hingga lidi tersebut berhasil dilepaskan.
Seketika saya
berlari menuju UKS untuk diobati, darah saya tercecer disepanjang jalan menuju
ke UKS. Dua sahabat saya, Ana & Judika heran melihat saya berlari dan
mengikuti kemana saya pergi. Mereka tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi,
tetapi Ana sepanjang jalan menghapus darah saya dengan tissu, sedangkan Judika
yang bertugas sebagai petugas PMR berlari menuju ruang UKS menyiapkan obat. Ana
mencuci tangan saya dengan air sampai darahnya berhenti, dan Judika membantu
membalut luka saya dengan obat dan perban.
Namun luka saya
ini mengalami dua kali infeksi, sehingga saya harus menjalani dua kali operasi
kecil untuk luka konyol tersebut. Sampai sekarang tangan saya tak bisa seperti
semula, telunjuk saya tidak fleksibel melakukan banyak gerakan, dan akan sakit
rasanya jika salah bergerak. Saya masih tidak mengerti apa yang ada dalam benak
saya kala itu, tidak menangis, begitu tenang, dan seperti tidak terjadi
apa-apa. Tapi pasti itu semua kekuatan Allah, yang menyayangi hamba-Nya,
dihapuskan rasa takut, dan timbul rasa berani yang tak terduga. Alhamdulillah..
Itu
dia foto Judika & Ana, sahabat saya sejak dibangku SMP.
Kami
masih bersahabat hingga kini, 9 tahun lamanya, Alhamdulillah..
Kami
sudah seperti keluarga sendiri. Kami berbeda kampus dan berbeda jurusan.
Kami
jarang bertemu karena kesibukan masing-masing, tetapi komunikasi tetap baik.
Aku
cinta kalian, Aku rindu kalian..
Terimakasih
atas kesediaannya untuk membaca cerita saya.
Semoga
Bermanfaat.
Semoga persahabatan kami langgeng sampai kapan pun.. Aamiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar