Minggu, 17 Maret 2013

Berani yang Tak Terduga


Nama   :   Diah Ayu Lestari
NPM   :   11110946
Kelas   :   3KA24


Nama Dosen   :   Sri Sulistiyoningsih
Mata Kuliah   :   Bahasa Indonesia 2






Hayoo, kira-kira saya akan bercerita apa kali ini, dengan judul dan gambar seperti diatas ?


Cerita ini terjadi pada saat saya masih duduk di kelas 2 SMP. Kala itu setelah istirahat, ada gelas plastik kecil berisi sampah di dekat tempat duduk saya, saya berniat untuk membuang sampah tersebut. Entah bagaimana caranya saya memegang, lidi tajam untuk alat makan cimol (jajanan sekolah) itu, bisa-bisanya tertancap di tangan saya sebelah kanan, tepatnya di jari telunjuk. Tak hanya tertancap, tetapi tembus sampai ke bagian depan tangan saya, weleh weleh.. pecicilan sekali ya, kok bisa gitu hal tersebut terjadi.

Awalnya saya tak sadar lidi tersebut tertancap, tetapi kok sampah ini tak mau lepas dari tangan saya, sudah saya kibas-kibaskan agar terlepas tetapi tak lepas juga. Akhirnya saya lihat detail tangan saya, Masya Allah.. pantas saja tak bisa dilepas, lidi tersebut menembus kulit saya. Tanpa pikiran atau rasa takut sedikitpun, saya langsung menarik lidi tersebut pelan-pelan, saya bisa merasakan gesekan lidi tersebut di dalam kulit saya, hingga lidi tersebut berhasil dilepaskan. 

Seketika saya berlari menuju UKS untuk diobati, darah saya tercecer disepanjang jalan menuju ke UKS. Dua sahabat saya, Ana & Judika heran melihat saya berlari dan mengikuti kemana saya pergi. Mereka tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, tetapi Ana sepanjang jalan menghapus darah saya dengan tissu, sedangkan Judika yang bertugas sebagai petugas PMR berlari menuju ruang UKS menyiapkan obat. Ana mencuci tangan saya dengan air sampai darahnya berhenti, dan Judika membantu membalut luka saya dengan obat dan perban.

Namun luka saya ini mengalami dua kali infeksi, sehingga saya harus menjalani dua kali operasi kecil untuk luka konyol tersebut. Sampai sekarang tangan saya tak bisa seperti semula, telunjuk saya tidak fleksibel melakukan banyak gerakan, dan akan sakit rasanya jika salah bergerak. Saya masih tidak mengerti apa yang ada dalam benak saya kala itu, tidak menangis, begitu tenang, dan seperti tidak terjadi apa-apa. Tapi pasti itu semua kekuatan Allah, yang menyayangi hamba-Nya, dihapuskan rasa takut, dan timbul rasa berani yang tak terduga. Alhamdulillah..





Itu dia foto Judika & Ana, sahabat saya sejak dibangku SMP.

Kami masih bersahabat hingga kini, 9 tahun lamanya, Alhamdulillah..

Kami sudah seperti keluarga sendiri. Kami berbeda kampus dan berbeda jurusan. 

Kami jarang bertemu karena kesibukan masing-masing, tetapi komunikasi tetap baik.
Aku cinta kalian, Aku rindu kalian..







Terimakasih atas kesediaannya untuk membaca cerita saya.
Semoga Bermanfaat.

 Semoga persahabatan kami langgeng sampai kapan pun.. Aamiin..



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar