Nama Dosen : Ninuk Sekarsari
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Nama : Diah Ayu Lestari
NPM : 11110946
Kelas : 1 KA 33
Nama Baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang disekitamya, itu adalah suatu kebanggaan batin yang tak temilai harganya.
Ada peribahasa berbunyi “daripada berputih mata lebih baik berputih tulang” artinya orang lebih baik mati dari pada malu. Betapa besar nilai nama baik itu sehingga nyawa menjadi taruhannya. Setiap orang tua selalu berpesan kepada anak-anaknya “jagalah nama keluargamu!” Dengan menyebut “nama” berarti sudah mengandung arti “nama baik”. Ada pula pesan orang tua “jangan membuat malu” pesan itu juga berarti menjaga nama baik. Orang tua yang menghadapi anaknya yang sudah dewasa sering kali berpesan “laksanakan apa yang kamu anggap baik, dan jangan kau laksanakan apa yang kau anggap tidak baik!”. Dengan melaksanakan apa yang dianggap baik berarti pula menjaga nama baik dirinya sendiri, yang berarti menjaga nama baik keluarga.
Hakikat Pemulihan Nama Baik
Pada hakikatnya pemulihan nama baik itu adalah kesadaran yang disadari oleh manusia karena dia melakukan kesalahan di dalam hidupnya, bahwa perbuatan yang dia lakukan tersebut tidak sesuai dengan norma – norma atau aturan – aturan yang ada di lingkungan hidupnya, selain itu perbuatan yang menyebabkan hilangnya nama baik seseorang adalah karena perbuatan yang mereka lakukan itu tidak sesuai dengan aklakul karimah (akhlak yang baik menurut sifat – sifat Rasulullah SAW).
Ada tiga macam godaan yang sangat rentan terhadap tercemarnya nama baik seseorang. Tiga macam godaan tersebut adalah Tahta, Harta, dan Wanita. Apabila seseorang tidak dapat menguasai nafsunya maka kemungkinan besar ia akan terjerumus ke jurang kenistaan karena untuk memperoleh Tahta, Harta , dan Wanita terkadang seseorang harus melakukan cara – cara yang tidak wajar tidak bersih, dan tidak sesuai dengan akhlak dan moral yang telah ditentukan oleh agamanya. Misalnya melakukan fitnah, berbohong, meyuap, mencuri, merampok, dan menempuh segala jalan yang diharamkan oleh agamanya.
Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.
Studi Kasus
Kasus yang dialami ustadz Jefrry Al Buchory, pada masa mudanya dahulu. Dahulu ketika beliau masih belum menjadi ustadz beliau adalah seorang yang tindakan dan sikapnya jauh dari moral dan akhlak sesuai dengan agama islam yang dianutnya. Dahulu beliau adalah penikmat dunia malam, mabuk – mabukan, narkoba dan sebagainya.
Sehingga beliau sulit diterima oleh orang – orang, tetapi dukungan dari orang – orang terdekatnya ditambah hidayah yang datang dari Allah SWT yang menhendakinya untuk menjadi orang yang baik telah mengubah hidupnya hingga 360 derajat. Tentu pemulihan nama baik beliau di masyarakat luas butuh proses dan tidak instan, jika kita benar – benar serius untuk bertaubat dan berubah menjadi manusia yang lebih baik itu sangat sulit, tetapi beliau sangat serius ingin berubah menjadi manusia yang lebih baik lagi, akhirnya dengan kesungguhan hatinya beliau bisa berubah dan kini beliau menjadi teladan bagi masyarakat luas. Pengalaman masa lalunya dia anggap sebagai sebuah pengalaman yang sangat berharga karena dengan pengalamannya itu dia kini dikenal sebagai ustadz gaul yang di kagumi oleh seluruh lapisan masyarakat baik itu kaum muda, dan kaum orang tua.
Opini
Menurut saya apa yang dialami Uje adalah satu contoh yang baik bagi kita semua.
Usaha yang beliau lakukan untuk menjadi orang yang lebih baik, sangat tidak mudah dilakukan. Oleh karena itu, kebahagiaan hidup yang beliau dapatkan sekarang tentunya karena usaha keras beliau untuk menjadi orang yang lebih baik.
Tidak semua orang mampu keluar dari keburukan perilakunya, bisa dikarenakan kebiasaan, lingkungan, dan bisa juga karena hati mereka yang sudah sangat sulit dimasukkan hidayah Allah SWT. karena mereka tidak dekat kepada Allah SWT.
Menurut saya, agama adalah hal paling utama dalam hidup ini. Bagaimana baiknya kita, adalah bagaimana baiknya kita bertaqwa kepada Allah SWT. Karena orang-orang yang selalu dekat & ingat kepada Allah SWT. akan selalu mengamalkan rukun Ihsan, yaitu
"Beribadah kepada Allah SWT. dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tdk melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu”
Orang yang tidak berkeTuhanan akan terlihat dari perilaku & tutur katanya. Mereka hanya memikirkan dunia semata, tidak mempersiapkan amal soleh untuk kehidupan akhirat. Orang seperti ini pasti akan jauh dari keberkahan dalam hidupnya.
Namun, terlepas dari rasa keTuhanan seseorang, nama baik juga bisa didapatkan karena perbuatan baik dan prestasi baik seseorang dalam suatu bidang. Seperti gelar kehormatan, gelar pendidikan tinggi, pujian, sanjungan, penghargaan, dll. Itu semua merupakan nama baik secara ekstrinsik, secara intrinsik, nama baik seseorang akan melekat dihati orang-orang yang merasakan kebaikannya. Walau pun orang baik tersebut sudah tiada, seperti dalam ajaran Islam,
Rasulullah SAW bersabda, “Bila seorang anak Adam wafat, maka amalnya terputus kecuali tiga hal ; Shadaqah jariah, Ilmu yang bermanfaat dan Anak shaleh yang mendoakan kepada orang tuanya."
(HR. Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad)
Dalam memulihkan nama baik seperti kasus Uje, orang-orang terkasih beliau lah yang juga turut membantunya dalam usaha menjadi orang yang lebih baik. Karena tanpa dukungan keluarga & orang terkasih, sangat sulit pastinya bagi beliau untuk keluar dari jerat kenistaan dalam hidupnya. Karena lingkungan sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang.
Jadi menurut saya, faktor yang mempengaruhi nama baik seseorang adalah, konsep diri & pengandalian diri. Konsep diri yang baik, akan menuntun kita ke tujuan hidup yang baik. Dan pengendalian diri yang baik akan melindungi diri kita, dari berbagai macam aspek buruk kehidupan untuk tetap melaksanakan tujuan baik hidup kita tersebut.
(HR. Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad)
Nama baik juga menurut saya adalah cerminan dari pengandalian diri kita terhadap lingkungan. Seperti tidak ikut-ikutan merokok, narkoba, seks bebas, atau berperilaku amoral & tidak sopan serta merugikan orang lain. Jika kita bisa menjaga ketaatan beragama kita, pergaulan kita, perilaku kita, lisan kita, maka menurut saya, orang seperti inilah orang yang bernama baik.
Dalam memulihkan nama baik seperti kasus Uje, orang-orang terkasih beliau lah yang juga turut membantunya dalam usaha menjadi orang yang lebih baik. Karena tanpa dukungan keluarga & orang terkasih, sangat sulit pastinya bagi beliau untuk keluar dari jerat kenistaan dalam hidupnya. Karena lingkungan sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang.
Jadi menurut saya, faktor yang mempengaruhi nama baik seseorang adalah, konsep diri & pengandalian diri. Konsep diri yang baik, akan menuntun kita ke tujuan hidup yang baik. Dan pengendalian diri yang baik akan melindungi diri kita, dari berbagai macam aspek buruk kehidupan untuk tetap melaksanakan tujuan baik hidup kita tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar