Nama : Diah Ayu Lestari
NPM : 11110946
Kelas : 2 KA 24
Nama Dosen : Martani
Mata Kuliah : Teori Organisasi Umum 2
Dalam bisnis, pendapatan adalah
jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari
penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan
kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah
dikurangi pengeluaran.
Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari
penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan
pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting
bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik investor.
Pendapatan merupakan salah satu tujuan didirikannya
sebuah usaha. Dengan adanya pendapatan itu berarti sebuah usaha masih berjalan
dan layak untuk dipertahankan walaupun sebenarnya masih ada beberapa hal yang
lain selain pendapatan yang bisa menjadi bahan pertimbangan untuk meneruskan
sebuah usaha. Dengan memperhatikan jumlah pendapatan, akan diketahui apaha
suatu usaha mendapatkan untung atau malah merugi.
Konsep Pendapatan Nasional
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional :
- Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah
produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam
batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP
ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan.
Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan
penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat
bruto/kotor.
- Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi
nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara
(nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk
hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
- Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan
yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai
pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang
dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada
pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
- Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan
yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang
diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga
menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer
payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa
produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun
lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para
pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk
mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak
laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba
yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk
beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran
pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan
dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi
bekerja).
- Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah
pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi
dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable
income ini diperoleh dari personal income (PI)
dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah
pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus
langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
- Metode Output (Output Approach) atau Metode Produksi
Menurut metode ini, PDB adalah total output (produksi) yang
dihasilkan oleh suatu perekonomian. Cara penghitungan dalam praktik adalah
dengan membagi-bagi perekonomian menjadi beberapa sektor produksi (industrial
origin). Jumlah output masing-masing sektor merupakan jumlah output seluruh
perekonomian. Hanya saja, ada kemungkinan bahwa output yang dihasilkan suatu
sektor perekonomian berasal dari output sektor lain. Atau bisa juga merupakan
input bagi sektor ekonomi yang lain lagi. Dengan kata lain, jika tidak berhati-hati
akan terjadi penghitungan ganda (double counting) atau bahkan multiple
counting. Akibatnya angka PDB bisa menggelembung beberapa kali lipat dari angka
yang sebenarnya. Untuk menghindari hal tersebut, maka dalam perhitungan PDB
dengan metode produksi, yang dijumlahkan adalah nilai tambah (value added)
masing-masing sektor.
Aktivitas produksi
yang baik adalah aktivitas yang menghasilkan NT > 0.
- Metode Pendapatan (Income Approach)
Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai
nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses
produksi. Kemampuan
entrepreneur ialah kemampuan dan keberanian mengombinasikan tenaga kerja,
barang modal, dan uang untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat. Balas jasa untuk
tenaga kerja adalah upah atau gaji. Untuk barang modal adalah pendapatan sewa.
Untuk pemilik uang/aset finansial adalah pendapatan bunga. Sedangkan untuk
pengusaha adalah keuntungan. Total balas jasa atas seluruh faktor produksi
disebut Pendapatan Nasional (PN).
- Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)
Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total
dalam perekonomian selama periode tertentu.
Menurut metode ini ada beberapa
jenis agregat dalam suatu perekonomian :
Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption)
Pengeluaran sektor
rumah tangga dipakai untuk konsumsi akhir, baik barang dan jasa yang habis
dalam tempo setahun atau kurang (durable goods) maupun barang yang dapat
dipakai lebih dari setahun/barang tahan lama (non-durable goods).
Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)
Yang masuk dalam
perhitungan konsumsi pemerintah adalah pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang
digunakan untuk membeli barang dan jasa akhir (government expenditure).
Sedangkan pengeluaran-pengeluaran untuk tunjangan-tunjangan sosial tidak masuk
dalam perhitungan konsumsi pemerintah.
Pembentukan Modal Tetal Domestik Bruto (Investment
Expenditure)
Pembentukan Modal
Tetap Domestik Bruto (PMTDB) merupakan pengeluaran sektor dunia usaha. Yang
termasuk dalam PMTDB adalah perubahan stok, baik berupa barang jadi maupun
barang setengah jadi.
Ekspor Neto (Net Export)
Yang dimaksud
dengan ekspor bersih adalah selisih antara nilai ekspor dengan impor. Ekspor
neto yang positif menunjukkan bahwa ekspor lebih besar daipada impor.
Perhitungan ekspor neto dilakukan bila perekonomian melakukan transaksi dengan
perekonomian lain (dunia).
Produk Domestic Bruto
Produk Domestik Bruto menurut pendekatan produksi adalah jumlah nilai
tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu atau
merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
ekonomi selama periode tertentu (biasanya dalam 1 tahun). Unit-unit usaha
dikelompokkan menjadi 9 sektor berdasarkan International Standard Industrial
Classification of All Economic Activities (ISIC), yaitu : sektor pertanian; pertambangan dan
penggalian; industri pengolahan,
listrik, gas, dan air bersih; bangunan;
perdagangan, hotel, dan restoran; pengankutan dan komunikasi; keuangan, persewaan, dan jasa
perusahaan; jasa-jasa.
Semua negara di dunia menghitung PDB untuk kinerja perekonomiannya.
Walaupun begitu, data PDB perlu dilihat secara hati-hati karena ada beberapa
hal yang tidak dapat diakomodasikan sehingga tidak dapat menjadi satu-satunya
indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan suatu negara .
Masalah PDB
Permasalahan PDB terletak pada pembandingan
tingkat kemakmuran atau kesejahteraan suatu negara dari tahun ke tahun , akan
terjadi bias jika kita salah menggunakan perhitungan PDB .
Keterbatasan Perhitungan PDB
PDB tidak memasukan memasukan transaksi yang
terjadi pada “underground economy” (perekonomian bawah tanah). Perekonomian
seperti sektor informal atau sektor illegal seperti penjualan narkoba , dan
sektor lain yang sulit tercatat oleh negara tidak masuk dalam perhitungan PDB .
Ini menyebabkan nilai PDB cenderung dapat undervalued (lebih rendah) dari yang
seharusnya .
PDB tidak selalu mencerminkan ukuran kesejahteraan
sosial suatu negara. PDB hanya mengukur berapa banyak output yang
diproduksi di suatu negara dan bagaimana sturktur serta perkembangannya
antarwaktu . Untuk mengukur kemakmuran suatu negara , PDB merupakan indikator
yang cukup baik . Akan tetapi, kesejahteraan suatu negara lebih kompleks dari
hanya sekedar pendapatan yang tinggi . Beberapa indikator untuk menunjukan
tingkat kesejahteraan adalah tingkat pengangguran, tingkat kematian ibu dan
bayi, angka harapan hidup, tingkat buta huruf, dan lain-lain perlu
diperhatikan juga .
PDB tidak mencerminkan pemerataan pendapatan.
Nilai PDB suatu negara tidak dapat menunjukan apakah pendapatan nasional
tersebut terbagi secara merata diantara penduduknya atau tidak. Bebarapa
negara mengalami ketimpangan ekonomi yang besar dengan sebagian kecil penduduk
menikmati sebagian besar PDB. Beberapa indikator lain perlu digunakan untuk
melengkapi data PDB yang menunjukan ketimpangan yang terjadi, salah satunya
adalah Koefisien Gini.
Koefisien Gini (Gini Ratio) adalah salah satu ukuran yang paling
sering digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan secara
menyeluruh.
Sumber :